Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Zakat Persero

Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Zakat Persero
Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Zakat Persero


Syarah Kitab Al-Ghayah wa At-Taqrib Matan Abu Syuja telah diberikan penjelasan (syarah) oleh para ulama, salah satunya adalah kitab Fathul Qarib al-Mujib atau al-Qaulul Mukhtar fi Syarah Ghayah al-Ikhtishar karya Syaikh Muhammad bin Qasim al-Ghazziy (918 H / 1512 M). Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Qasim bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazi al-Qahiri as-Syafi'i. Beliau lebih dikenal dengan "Ibn al-Gharabili". Beliau lahir di bulan Rajab 859 H/1455 M di Gaza, Palestina dan di kota inilah beliau memulai kehidupan. Tepatnya pada hari Rabu, 6 Muharram 918 H/1512 M beliau wafat.

Dalam kitab fathul qorib al-mujib ini dibahas tentang fiqih Mazhab Imam Syafi'i terdiri dari muqaddimah dan pembahasan ilmu fiqih yang secara garis besar terdiri atas empat bagian, yaitu tentang cara pelaksanaan ibadah, muamalat, masalah nikah, dan kajian hukum Islam yang berbicara tentang kriminalitas atau jinayat

berikut Terjemah Bab Zakat Persero Kitab Fathul Qorib teks arab berharakat disertai translate arti bahasa indonesia

Bab Zakat Persero

(فَصْلٌ وَالْخَلِيْطَانِ يُزَكِّيَانِ) بِكَسْرِ الْكَافِ (زَكَاةَ) الشَّخْصِ (الْوَاحِدِ)

(Fasal) dua orang yang mencampur hartanya, maka mereka membayar zakat, dengan membaca kasrah huruf kafnya lafadz “yuzakkiyani”, dengan hitungan zakatnya orang satu.

وَالْخُلْطَةُ قَدْ تُفِيْدُ الشَّرِيْكَيْنِ تَخْفِيْفًا بِأَنْ يَمْلِكَا ثَمَانِيْنَ شَاةً بِالسَّوِيَّةِ بَيْنَهُمَا فَيَلْزَمُهُمَا شَاةٌ

Khulthah (mencampur harta) terkadang bisa meringankan pada dua orang yang bersekutu, semisal keduanya memiliki delapan puluh ekor kambing dengan bagian yang sama di antara keduanya (masing-masing memiliki empat puluh ekor), maka keduanya hanya wajib mengeluarkan satu ekor kambing.

وَقَدْ تُفِيْدُ تَثْقِيْلًا بِأَنْ يَمْلِكَا أَرْبَعِيْنَ شَاةً بِالسَّوِيَّةِ بَيْنَهُمَا فَيَلْزَمُهُمَا شَاةٌ

Dan terkadang memberatkan pada keduanya, semisal keduanya memiliki empat puluh ekor kambing dengan bagian yang sama di antara keduanya (masing-masing memiliki dua puluh ekor), maka keduanya wajib mengeluarkan zakat satu ekor kambing.

وَقَدْ تُفِيْدُ تَخْفِيْفًا عَلَى أَحَدِهِمَا وَتَثْقِيْلًا عَلَى الآخَرِ كَأَنْ يَمْلِكَا سِتِّيْنَ لِأَحَدِهِمَا ثُلُثُهَا وَلِلْآخَرِ ثُلُثَاهَا

Dan terkadang meringankan pada salah satunya dan memberatkan pada yang lain, seperti keduanya memiliki enam puluh ekor kambing, dengan perincian salah satunya memiliki sepertiganya (dua puluh ekor) dan yang lain memiliki dua pertiga (empat puluh ekor).

وَقَدْ لَاتُفِيْدُ تَخْفِيْفًا وَلَا تَثْقِيْلًا كَأَنْ يَمْلِكَا مِائَتَيْ شَاةٍ بِالسَّوِيَّةِ بَيْنَهُمَا

Dan terkadang tidak meringankan dan tidak memberatkan, seperti keduanya memiliki dua ratus ekor kambing dengan bagian yang sama di antara keduanya (masing-masing memiliki seratus ekor).


Syarat-Syarat Khulthah

وَإِنَّمَا يُزَكِّيَانِ زَكَاةَ الْوَاحِدِ (بِسَبْعِ شَرَائِطَ

Dua orang yang mencampur hartanya itu hanya bisa membayar dengan zakat satu orang jika memenuhi tujuh syarat.

إِذَا كَانَ) وَفِيْ بَعْضِ النُّسَحِ إِنْ كَانَ (الْمُرَاحُ وَاحِدًا) وَهُوَ بِضَمِّ الْمِيْمِ مَأْوَى الْمَاشِيَةِ لَيْلًا

Yaitu ketika, dalam sebagian redaksi menggunakan bahasah “jika”, kandangnya menjadi satu. Lafadz “al murah” dengan terbaca dlammah huruf mimnya, adalah tempat binatang ternak di malam hari.

(وَالْمَسْرَحُ وَاحِدًا) الْمُرَادُ بِالْمَسْرَحِ الْمَوْضِعُ الَّذِيْ تُسْرَحُ إِلَيْهِ الْمَاشِيَةُ

Al masrahnya satu. Yang dikehendaki dengan al masrah adalah tempat yang digunakan untuk mengumpulkan binatang ternak.

(وَالْمَرْعَى) وَالرَّاعِيْ (وَاحِدًا وَالْفَحْلُ وَاحِدًا) أَيِ اتَّحَدَ نَوْعُ الْمَاشِيَةِ

Tempat mengembala dan pengembalanya menjadi satu. Dan pejantannya juga menjadi satu, maksudnya jika binatang ternaknya satu macam.

فَإِنِ اخْتَلَفَ نَوْعُهَا كَضَأْنٍ وَمَعْزٍ فَيَجُوْزُ أَنْ يَكُوْنَ لِكُلٍّ مِنْهُمَا فَحْلٌ يَطْرُقُ مَاشِيَتَهُ

Jika macamnya berbeda seperti kambing domba dan kambing kacang, maka diperkenankan masing-masing dari kedua orang tersebut memiliki pejantan sendiri-sendiri yang akan mengawini ternaknya.

(وَالْمَشْرَبُ) أَيِ الَّذِيْ تَشْرَبُ مِنْهُ الْمَاشِيَةُ كَعَيْنٍ أَوْ نَهْرٍ أَوْ غَيْرِهِمَا (وَاحِدًا)

Al masyrabnya jadi satu, yaitu tempat minum ternaknya seperti sumber, sungai atau yang lain.

وَقَوْلُهُ (وَالْحَالِبُ وَاحِدًا) هُوَ أَحَدُ الْوَجْهَيْنِ فِيْ هَذِهِ الْمَسْأَلَةِ

Perkataan mushannif, “halib (tukang pera susunya jadi satu)” adalah salah satu dua pendapat dalam permasalahan ini.

وَالْأَصَحُّ عَدَمُ الْاِتِّحَادِ فِيْ الْحَالِبِ

Dan pendapat al ashah tidak mensyaratkan halib (tukang pera susu) harus jadi satu.

وَكَذَا الْمِحْلَبُ بِكَسْرِ الْمِيْمِ وَهُوَ الْإِنَاءُ الَّذِيْ يُحْلَبُ فِيْهِ

Begitu juga al mihlab, dengan terbaca kasrah huruf mimnya, harus jadi satu, yaitu wadah yang digunakan untuk memerah susu.

(وَمَوْضِعُ الْحَلَبِ) بِفَتْحِ اللَّامِ (وَاحِدًا)

Tempat memerah susunya juga harus jadi satu. Lafadz “al halab” dengan terbaca fathah huruf lamnya.

وَحَكَى النَّوَوِيُّ إِسْكَانَ اللَّامِ وَهُوَ اسْمُ اللَّبَنِ الْمَحْلُوْبِ وَيُطْلَقُ عَلَى الْمَصْدَرِ قَالَ بَعْضُهُمْ وَهُوَ الْمُرَادُ هُنَّا

Imam an Nawawi menghikayahkan pembacaan sukun huruf lamnya lafadz “al halab”, yaitu nama susu yang diperah. Dan digunakan dengan arti makna masdarnya. Sebagian ulama’ berkata bahwa itulah yang dikehendaki di sini.

Posting Komentar untuk "Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Zakat Persero"