Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Talak

Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Talak
Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Talak

Syarah Kitab Al-Ghayah wa At-Taqrib Matan Abu Syuja telah diberikan penjelasan (syarah) oleh para ulama, salah satunya adalah kitab Fathul Qarib al-Mujib atau al-Qaulul Mukhtar fi Syarah Ghayah al-Ikhtishar karya Syaikh Muhammad bin Qasim al-Ghazziy (918 H / 1512 M). Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Qasim bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazi al-Qahiri as-Syafi'i. Beliau lebih dikenal dengan "Ibn al-Gharabili". Beliau lahir di bulan Rajab 859 H/1455 M di Gaza, Palestina dan di kota inilah beliau memulai kehidupan. Tepatnya pada hari Rabu, 6 Muharram 918 H/1512 M beliau wafat.

Dalam kitab fathul qorib al-mujib ini dibahas tentang fiqih Mazhab Imam Syafi'i terdiri dari muqaddimah dan pembahasan ilmu fiqih yang secara garis besar terdiri atas empat bagian, yaitu tentang cara pelaksanaan ibadah, muamalat, masalah nikah, dan kajian hukum Islam yang berbicara tentang kriminalitas atau jinayat

berikut Terjemah Bab Talak Kitab Fathul Qorib teks arab berharakat disertai translate arti bahasa indonesia

Bab Talak

(فَصْلٌ فِيْ أَحْكَامِ الطَّلَاقِ)

(Fasal) menjelaskan hukum-hukum talak.

وَهُوَ لُغَةً حَلُّ الْقَيْدِ وَشَرْعًا اسْمٌ لِحَلِّ قَيْدِ النِّكَاحِ

Talak secara bahasa adalah melepas ikatan. Dan secara syara’ adalah nama perbuatan untuk melepas ikatan pernikahan.

وَيُشْتَرَطُ لِنُفُوْذِهِ التَّكْلْيْفُ وَالْاِخْتِيَارُ

Untuk terlaksananya talak, maka disyaratkan harus dilakukan oleh suami yang mukallaf dan atas kemauan sendiri.

وَأَمَّا السَّكْرَانُ فَيَنْفُذُ طَلَاقُهُ عُقُوْبَةً لَهُ

Sedangkan orang yang sedang mabuk, maka talak yang dilakukannya tetap sah karena sebagai hukuman baginya. 


Macam-Macam Talak

(وَالطَّلَاقُ ضَرْبَانِ صَرِيْحٌ وَكِنَايَةٌ)

Talak ada dua macam, talak sharih dan kinayah.

فَالصَّرِيْحُ مَا لَا يَحْتَمِلُ غَيْرَ الطَّلَاقِ

Talak sharih adalah talak menggunakan bahasa yang tidak mungkin diarahkan pada selain talak.

وَالْكِنَايَةُ مَا تَحْتَمِلُ غَيْرَهُ

Sedangkan talak kinayah adalah talak menggunakan bahasa yang memungkinkan diarahkan pada selain talak.

وَلَوْ تَلَفَّظَ الزَّوْجُ بِالصَّرِيْحِ وَقَالَ لَمْ أُرِدْ بِهِ الطَّلَاقَ لَمْ يُقْبَلْ قَوْلُهُ .

Seandainya sang suami mengucapkan bahasa talak yang sharih dan dia berkata, “aku tidak menghendaki bahasa tersebut untuk mentalak”, maka kata-katanya ini tidak bisa diterima.

 


Talak Sharih

 

(فَالصَّرِيْحُ ثَلَاثَةُ أَلْفَاظٍ

Talak sharih ada tiga lafadz.

الطَّلَاقُ) وَمَا اشْتُقَّ مِنْهُ كَطَلَّقْتُكِ وَ أَنْتِ طَالِقٌ وَمُطْلَقَةٌ

Yaitu lafadz “talak” dan lafadz-lafadz yang dicetak dari lafadz tersebut, seperti “saya mentalakmu”, “kamu orang yang tertalak”, dan “kamu orang yang ditalak.”

(وَالْفِرَاقُ وَالسَّرَاحُ) كَفَارَقْتُكِ وَأَنْتِ مُفَارَقَةٌ وَسَرَّحْتُكِ وَ أَنْتِ مُسَرَّحَةٌ

Lafadz “al firaq” dan lafadz “as sarah”, seperti “faraqtuki”, “wa anti mufaraqatun”, “sarahtuki”, dan “anti musarrahatun.”

وَمِنَ الصَّرِيْحِ أَيْضًا الْخُلْعُ إِنْ ذُكِرَ الْمَالُ وَكَذَا الْمُفَادَاةُ

Di antara bentuk kalimat talak yang sharih adalah khulu’ yang disertai dengan penyebutan harta yang dijadikan sebagai iwadl. Begitu juga lafadz “al mufadah (tebusan).”

(وَلَا يَفْتَقِرُ) صَرِيْحُ الطَّلَاقِ إِلَى النِّيَةِ)

Bentuk talak yang sharih tidak butuh pada niat.

وَيُسْتَثْنَى الْمُكْرَهُ عَلَى الطَّلَاقِ فَصَرِيْحُهُ كِنَايَةٌ فِيْ حَقِّهِ إِنْ نَوَى وَقَعَ وَإِلَّا فَلاَ

Dikecualikan orang yang dipaksa melakukan talak, maka bentuk kalimat talak sharih yang ia lakukan menjadi bentuk talak kinayah. Jika ia niat menjatuhkan talak, maka jatuh talak. Dan jika tidak niat mentalak, maka tidak jatuh talak.  


Talak Kinayah

(وَالْكِنَايَةُ كُلُّ لَفْظٍ احْتَمَلَ الطَّلَاقَ وَغَيْرَهُ وَيَفْتَقِرُ إِلَى النِّيَةِ)

Kinayah adalah bentuk lafadz yang memungkinkan diarahkan pada talak dan juga pada selain talak, dan butuh pada niat.

فَإِنْ نَوَى بِالْكِنَايَةِ الطَّلَاقَ وَقَعَ وَإِلَّا فَلاَ

Sehingga, jika lafadz kinayah tersebut diniati untuk menjatuhkan talak, maka jatuh talak. Dan jika tidak niat menjatuhkan talak, maka tidak jatuh talak.

وَ كِنَايَةُ الطَّلَاقِ كَأَنْتِ بَرِيَّةٌ خَلِيَّةٌ الْحِقِيْ بِأَهْلِكِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِمَّا هُوَ فِيْ الْمُطَوَّلَاتِ.

Bentuk talak kinayah adalah seperti, “anti bariyah khaliyah (engkau adalah wanita yang bebas dan sepi)”, “susullah keluargamu”, dan bentuk-bentuk lain yang ada di dalam kitab-kitab yang lebih luas penjelasannya.


Macam-Macam Wanita Dalam Talak 

(وَالنِّسَاءُ فِيْهِ) أَيِ الطَّلَاقِ (ضَرْبَانِ

Wanita di dalam permasalahan talak ada dua macam :

ضَرْبٌ فِيْ طَلَاقِهِنَّ سُنَّةٌ وَبِدْعَةٌ وَهُنَّ ذَوَاتُ الْحَيْضِ)

Satu macam adalah wanita yang bila ditalak, maka talaknya bisa berstatus sunnah dan bisa berstatus bid’ah. Mereka adalah wanita-wanita yang memiliki (berusia) haidl.

وَأَرَادَ الْمُصَنِّفُ بِالسُّنَّةِ الطَّلَاقَ الْجَائِزَ وَبِالْبِدْعَةِ الطَّلَاقَ الْحَرَامَ

Yang dikehendaki mushannif dengan talak sunnah adalah talak yang diperbolehkan, sedangkan talak bid’ah adalah talak yang haram.

(فَالسُّنَّةُ أَنْ يُوْقِعَ) الزَّوْجُ (الطَّلَاقَ فِيْ طُهْرٍ غَيْرِ مُجَامِعٍ فِيْهِ

Talak sunnah adalah talak yang dijatuhkan oleh sang suami pada istri saat masa suci yang belum dijima’ pada masa suci tersebut.

وَالْبِدْعَةُ أَنْ يُوْقِعَ) الزَّوْجُ (الطَّلَاقَ فِيْ الْحَيْضِ أَوْ فِيْ طُهْرٍ جَامَعَهَا فِيْهِ

Dan talak bid’ah adalah talak yang dijatuhkan oleh sang suami pada istri saat masa haidl atau masa suci namun sudah melakukan jima’ pada masa suci tersebut.

وَضَرْبٌ لَيْسَ فِيْ طَلَاقِهِنَّ سُنَّةٌ وَلَا بِدْعَةٌ

Dan satu macam lagi adalah wanita yang bila ditalak, maka talaknya tidak berstatus sunnah juga tidak berstatus bid’ah.

وَهُنَّ أَرْبَعٌ الصَّغِيْرَةُ الْآيِسَةُ) وَهِيَ الَّتِيْ انْقَطَعَ حَيْضُهَا (وَالْحَامِلُ وَالْمُخْتَلِعَةُ الَّتِيْ لَمْ يَدْخُلْ بِهَا) الزَّوْجُ

Mereka adalah empat wanita, yaitu wanita yang masih kecil, wanita ayisah yaitu wanita yang sudah tidak mengeluarkan darah haidl lagi, wanita hamil, wanita yang menerima khulu’, dan wanita yang belum dijima’ oleh suaminya.


Hukum-Hukum Talak

وَيَنْقَسِمُ الطَّلَاقُ بِاعْتِبَارٍ آخَرَ إِلَى وَاجِبٍ كَطَلَاقِ الْمُوْلِيْ

Dengan pertimbangan yang lain, talak terbagi menjadi talak wajib seperti talak yang dilakukan oleh suami yang sumpah ila’.

وَمَنْذُوْبٍ كَطَلَاقِ امْرَأَةٍ غَيْرِ مُسْتَقِيْمَةِ الْحَالِ كَسَيِّئَةِ الْخُلُقِ

Talak sunnah seperti mentalak istri yang tidak beres kelakukannya seperti berbudi jelek.

وَمَكْرُوْهٍ كَطَلَاقِ مُسْتَقِيْمَةِ الْحَالِ

Talak makruh seperti mentalak istri yang baik keadaannya.

وَحَرَامٍ كَطَلَاقِ الْبِدْعَةِ وَقَدْ سَبَقَ

Talak haram seperti talak bid’ah dan sudah dijelaskan di depan.

وَأَشَارَ الْإِمَامُ لِلطَّلَاقِ الْمُبَاحِ بِطَلَاقِ مَنْ لَا يَهْوَاهَا الزَّوْجُ وَلَا تَسْمَحُ نَفْسُهُ بِمُؤْنَتِهَا بَلَا اسْتِمْتَاعٍ بِهَ

Imam al Haramain memberi isyarah pada bentuk talak mubah dengan contoh mentalak istri yang tidak dicintai oleh suaminya dan hati sang suami tidak rela memberi nafkah tanpa ada unsur bersenang-senang dengan istri tersebut.


Posting Komentar untuk "Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Talak"