Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Aib-Aib Nikah

Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Aib-Aib Nikah
Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Aib-Aib Nikah



Syarah Kitab Al-Ghayah wa At-Taqrib Matan Abu Syuja telah diberikan penjelasan (syarah) oleh para ulama, salah satunya adalah kitab Fathul Qarib al-Mujib atau al-Qaulul Mukhtar fi Syarah Ghayah al-Ikhtishar karya Syaikh Muhammad bin Qasim al-Ghazziy (918 H / 1512 M). Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Qasim bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazi al-Qahiri as-Syafi'i. Beliau lebih dikenal dengan "Ibn al-Gharabili". Beliau lahir di bulan Rajab 859 H/1455 M di Gaza, Palestina dan di kota inilah beliau memulai kehidupan. Tepatnya pada hari Rabu, 6 Muharram 918 H/1512 M beliau wafat.

Dalam kitab fathul qorib al-mujib ini dibahas tentang fiqih Mazhab Imam Syafi'i terdiri dari muqaddimah dan pembahasan ilmu fiqih yang secara garis besar terdiri atas empat bagian, yaitu tentang cara pelaksanaan ibadah, muamalat, masalah nikah, dan kajian hukum Islam yang berbicara tentang kriminalitas atau jinayat

berikut Terjemah Bab Aib-Aib Nikah  Kitab Fathul Qorib teks arab berharakat disertai translate arti bahasa indonesia

Bab Aib-Aib Nikah

ثُمَّ شَرَعَ فِيْ عُيُوْبِ النِّكَاحِ الْمُثْبِتَةِ لِلْخِيَارِ فِيْهِ فَقَالَ

Kemudian mushannif beranjak menjelaskan tentang aib-aib nikah yang menetapkan hak khiyar di dalam nikah. Beliau berkata,


Aib-Aib Istri 

(وَتُرَدُّ الْمَرْأَةُ) أَيِ الزَّوْجَةُ (بِخَمْسَةِ عُيُوْبٍ)

Seorang wanita, maksudnya seorang istri berhak untuk dipulangkan ke keluarganya sebab lima aib.

أَحَدُهَا (بِالْجُنُوْنِ) سَوَاءٌ أَطْبَقَ أَوْ تَقَطَّعَ قَبِلَ الْعِلَاجَ أَوْ لَا

Yang pertama sebab gila, baik gilanya terus menerus atau terputus, bisa diobati ataupun tidak.

فَخَرَجَ الْإِغْمَاءُ فَلَا يَثْبُتُ بِهِ الْخِيَارُ فِيْ فَسْخِ النِّكَاحِ وَلَوْ دَامَ خِلَافًا لِلْمُتَوَلِّيِّ.

Mengecualikan penyakit epilepsi, maka tidak ada hak khiyar merusak nikah sebab penyakit tersebut walaupun tidak bisa disembuhkan, hal ini berbeda dengan pendapat imam al Mutawwalli.

(وَ) ثَانِيْهَا بِوُجُوْدِ (الْجُذَامِ) بِذَالٍ مُعْجَمَةٍ

Yang kedua sebab wujudnya judzam, dengan menggunakan huruf dzal yang diberi titik satu di atas.

وَهُوَ عِلَّةٌ يَحْمَرُّ مِنْهَا الْعُضْوُ ثُمَّ يَسْوَدُّ ثُمَّ يَتَقَطَّعُ ثُمَّ يَتَنَاثَرُ

Judzam adalah penyakit yang membuat anggota badan berwarna merah, lalu menghitam, kemudian terputus-putus dan rontok.

(وَ) الثَّالِثُ بِوُجُوْدِ (الْبَرَصِ)

Yang ketiga sebab wujudnya barash.

وَهُوَ بَيَاضٌ فِيْ الْجِلْدِ يُذْهِبُ دَمَّ الْجِلْدِ وَمَا تَحْتَهُ مِنَ اللَّحْمِ

Barash adalah warna putih pada kulit yang bisa menghilangkan darah yang terdapat pada kulit dan daging yang berada di bawahnya.

فَخَرَجَ الْبَهْقُ وَهُوَ مَا يُغَيِّرُ الْجِلْدَ مِنْ غَيْرِ إِذْهَابِ دَمِّهِ فَلَا يَثْبُتُ بِهِ الْخِيَارُ

Sehingga mengecualikan panu. Yaitu penyakit yang merubah warna kulit namun tidak sampai menghilangkan darahnya, sehingga tidak ada hak khiyar sebab panu.

(وَ) الرَّابِعُ بِوُجُوْدِ (الرَّتَقِ) وَهُوَ انْسِدَادُ مَحَلِّ الْجِمَاعِ بِلَحْمٍ

Yang ke empat sebab wujudnya rataq. Rataq adalah tersumbatnya tempat jima’ sebab tumbuhnya daging di bagian tersebut.

(وَ) الْخَامِسُ بِوُجُوْدِ (الْقَرْنِ) وَهُوَ انْسِدَادُ مَحَلِّ الْجِمَاعِ بِعَظْمٍ

Yang ke lima sebab wujudnya qarn. Qarn adalah tersumbatnya bagian tempat jima’ sebab tulang yang tumbuh di bagian tersebut.

وَمَا عَدَا هَذِهِ الْعُيُوْبَ كَالْبُخْرِ وَالصَّنَانِ لَا يَثْبُتُ بِهِ الْخِيَارُ.

Hal-hal selain aib-aib ini seperti bau mulut dan bau badan, maka tidak bisa menetapkan hak khiyar untuk merusah nikah. 


Aib-Aib Suami

(وَيُرَدُّ الرَّجُلُ) أَيْضًا أَيِ الزَّوْجُ (بِخَمْسَةِ عُيُوْبٍ

Seorang laki-laki, maksudnya seorang suami juga berhak dipulangkan sebab memiliki lima aib.

بِالْجُنُوْنِ وَالْجُذَامِ وَالْبَرَصِ) وَسَبَقَ مَعْنَاهَا

Yaitu sebab gila, judzam dan barash. Makna semuanya telah dijelaskan.

(وَ) بِوُجُوْدِ (الْجَبِّ) وَهُوَ قَطْعُ الذَّكَرِ كُلِّهِ أَوْ بَعْضِهِ وَالْبَاقِيْ مِنْهُ دُوْنَ الْحَشَفَةِ

Dan sebab wujudnya jabb. Jabb adalah terputusnya penis seluruhnya atau sebagian saja dan yang tersisa tidak sampai seukuran hasyafah.

فَإِنْ بَقِيَ قَدْرُهَا فَأَكْثَرَ فَلَا خِيَارَ

Jika yang tersisa seukuran hasyafah atau lebih, maka tidak ada hak khiyar.

(وَ) بِوُجُوْدِ (الْعُنَّةِ) وَهِيَ بِضَمِّ الْعَيْنِ عَجْزُ الزَّوْجِ عَنِ الْوَطْءِ فِيْ الْقُبُلِ لِسُقُوْطِ الْقُوَّةِ النَّاشِرَةِ لِضُعْفٍ فِي قَلْبِهِ أَوْ آلَتِهِ

Dan sebab wujudnya ‘unnah. ‘unnah, dengan terbaca dlammah huruf ‘ainnya, adalah ketidakmampuan seorang suami untuk melakukan jima’ di bagian vagina istrinya karena kekuatan kejantanannya hilang sebab lemahnya birahi di dalam hatinya atau lemah alat vitalnya.

وَيُشْتَرَطُ فِيْ الْعُيُوْبِ الْمَذْكُوْرَةِ الرَّفْعُ فِيْهَا إِلَى الْقَاضِيْ

Di dalam aib-aib tersebut disyaratkan harus melapor pada seorang qadli.

وَلَا يَنْفَرِدُ الزَّوْجَانِ بِالتَّرَاضِيْ بِالْفَسْخِ فِيْهَا كَمَا يَقْتَضِيْهُ كَلَامُ الْمَاوَرْدِيُّ وَغَيْرُهُ لَكِنْ ظَاهِرُ النَّصِّ خِلَافُهُ

Bagi pasangan suami istri tidak boleh melakukan fasakh nikah sebab aib-aib tersebut dengan dasar saling rela sebagaimana indikasi dari keterangan imam al Mawardi dan yang lain. Akan tetapi dhahir nasnya imam asy Syafi’i bertentangan dengan keterangan al Mawardi.



Posting Komentar untuk "Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Aib-Aib Nikah"