Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab (Fasal) Menjelaskan Perbedaan antara wanita dan lelaki di dalam sholat

Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab (Fasal) Menjelaskan Perbedaan antara wanita dan lelaki di dalam sholat
Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab (Fasal) Menjelaskan Perbedaan antara wanita dan lelaki di dalam sholat


Syarah Kitab Al-Ghayah wa At-Taqrib Matan Abu Syuja telah diberikan penjelasan (syarah) oleh para ulama, salah satunya adalah kitab Fathul Qarib al-Mujib atau al-Qaulul Mukhtar fi Syarah Ghayah al-Ikhtishar karya Syaikh Muhammad bin Qasim al-Ghazziy (918 H / 1512 M). Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Qasim bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazi al-Qahiri as-Syafi'i. Beliau lebih dikenal dengan "Ibn al-Gharabili". Beliau lahir di bulan Rajab 859 H/1455 M di Gaza, Palestina dan di kota inilah beliau memulai kehidupan. Tepatnya pada hari Rabu, 6 Muharram 918 H/1512 M beliau wafat.

Dalam kitab fathul qorib al-mujib ini dibahas tentang fiqih Mazhab Imam Syafi'i terdiri dari muqaddimah dan pembahasan ilmu fiqih yang secara garis besar terdiri atas empat bagian, yaitu tentang cara pelaksanaan ibadah, muamalat, masalah nikah, dan kajian hukum Islam yang berbicara tentang kriminalitas atau jinayat

berikut Terjemah  Bab (Fasal) Menjelaskan Perbedaan antara wanita dan lelaki di dalam sholat Kitab Fathul Qorib teks arab berharakat disertai translate arti bahasa indonesia

 BAB HAL-HAL YANG BERBEDA ANTARA LELAKI & WANITA

(فَصْلٌ) فِيْ أُمُوْرٍ تُخَالِفُ فِيْهَا الْمَرْأَةُ الرَّجُلَ فِيْ الصَّلَاةِ

(Fasal) Menjelaskan perkara-perkara yang berbeda antara wanita dan lelaki di dalam sholat.

وَذَكَرَ الْمُصَنِّفُ ذَلِكَ بِقَوْلِهِ (وَالْمَرْأَةُ تُخَالِفُ الرَّجُلَ فِيْ خَمْسَةِ أَشْيَاءَ:

Mushannif menjelaskan hal itu dengan perkataan beliau, “dan wanita berbeda dengan lelaki di dalam lima perkara,

فَالرَّجُلُ يُجَافِيْ) أَيْ يَرْفَعُ (مِرْفَقَيْهِ عَنْ جَنْبَيْهِ وَيُقِلُّ) أَيْ يَرْفَعُ (بَطْنَهُ عَنْ فَخْذَيْهِ فِيْ الرَّكُوْعِ وَالسُّجُوْدِ

Maka seorang lelaki mengangkat kedua sikunya dari lambungnya, dan mengangkat perutnya dari kedua pahanya saat melakukan ruku’ dan sujud.

وَيَجْهَرُ فِيْ مَوْضِعِ الْجَهْرِ)وَتَقَدَّمَ بَيَانُهُ فِيْ مَوْضِعِهِ

Dan mengeraskan suara di tempatnya. Dan mengeraskan suara sudah dijelaskan di tempatnya.

(وَإِذَا نَابَهُ)أَيْ أَصَابَهُ (شَيْئٌ فِيْ الصَّلَاةِ سَبَّحَ)

Ketika seorang lelaki terkena / mengalami sesuatu di dalam sholat, maka ia membaca tasbih.

فَيَقُوْلُ “سُبْحَانَ اللهِ” بِقَصْدِ الذِّكْرِ فَقَطْ أَوْ مَعَ الْإِعْلَامِ أَوْ أَطْلَقَ لَمْ تَبْطُلْ صَلَاتُهُ أَوِ الْإِعْلَامِ فَقَطْ بَطَلَتْ

Sehingga ia mengucapkan“subhanallah” dengan tujuan berdzikir saja, atau besertaan tujuan memberitahu atau dimutlakan tanpa tujuan apa-apa, maka sholatnya tidak batal. Atau bertujuan memberitahu saja, maka sholatnya batal.

(وَعَوْرَةُ الرَّجُلِ مَا بَيْنَ السُّرَّةِ وَالرُّكْبَتِهِ) أَمَّا هُمَا فَلَيْسَا مِنَ الْعَوْرَةِ وَلَا مَا فَوْقَهُمَا

Auratnya orang laki-laki adalah anggota di antara pusar dan lutut. Sedangkan pusar dan lutut itu sendiri bukan termasuk aurat, begitu juga anggota di atas keduanya.

(وَالْمَرْأَةُ) تُخَالِفُ الرَّجُلَ فِي الْخَمْسِ الْمَذْكُوْرَةِ

Seorang wanita berbeda dengan laki-laki di dalam lima hal yang telah dijelaskan di atas.

فَإِنَّهَا (تَضُمُّ بَعْضَهَا إِلَى بَعْضٍ) فَتُلْصِقُ بَطْنَهَا بِفَخْذَيْهَا فِيْ رُكُوْعِهَا وَسُجُوْدِهَا

Maka sesungguhnya seorang wanita menempelkan sebagian badannya dengan sebagian badannya yang lain. Sehingga ia menempelkan perutnya pada kedua pahanya saat ruku’ dan sujud.

(وَتَحْفَضُ صَوْتَهَا) إِنْ صَلَّتْ (بِحَضْرَةِ الرِّجَالِ الْأَجَانِبِ)

Dan ia memelankan suaranya saat sholat di dekat lelaki-lekaki lain (bukan mahram dan bukan halalnya).

فَإِنْ صَلَّتْ مُنْفَرِدَةً عَنْهُمْ جَهَرَتْ

Sehingga, ketika ia sholat sendiri jauh dari mereka, maka sunnah mengeraskan suara (di tempat yang dianjurkan mengeraskan suara).

(وَإِذَا نَابَهَا شَيْئٌ فِي الصَّلَاةِ صَفَّقَتْ) بِضَرْبِ الْيُمْنَى عَلَى ظَهْرِ الْيُسْرَى

Ketika di dalam sholat mengalami sesuatu, maka dianjurkan untuk bertepuk tangan dengan memukulkan punggung telapak tangan kanan ke punggung telapak tangan kiri.

فَلَوْ ضَرَبَتْ بَطْنًا بِبَطْنٍ بِقَصْدِ اللَّعْبِ وَلَوْ قَلِيْلًا مَعَ عِلْمِ التَّحْرِيْمِ بَطَلَتْ صَلَاتُهَا وَالْخُنْثَى كَالْمَرْأَةِ

Seandainya ia memukulkan telapak tangan bagian dalam ke telapak tangan bagian dalam yang satunya dengan tujuan main-main walaupun hanya sedikit saja padahal ia tahu akan keharaman hal tersebut, maka sholatnya batal. Seorang huntsa sama seperti seorang wanita.

(وَجَمِيْعُ بَدَنِ) الْمَرْأَةِ (الْحُرَّةِ عَوْرَةٌ إِلَّا وَجْهَهَا وَكَفَّيْهَا)

Seluruh badan wanita merdeka adalah aurat selain wajah dan kedua telapak tangannya.

وَهَذِهِ عَوْرَتُهَا فِي الصَّلَاةِ أَمَّا خَارِجَ الصَّلَاةِ فَعَوْرَتُهَا جَمِيْعُ بَدَنِهَا

Dan ini adalah auratnya di dalam sholat. Adapun auratnya di luar sholat adalah seluruh badannya.

(وَالْأَمَّةُ كَالرَّجُلِ فِي الصَّلَاةِ) فَتَكُوْنُ عَوْرَتُهَا مَا بَيْنَ سُرَّتِها وَرُكْبَتِهَا

Wanita ammat seperti laki-laki di dalam sholat. Maka auratnya adalah anggota di antara pusar dan lututnya.


Posting Komentar untuk "Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab (Fasal) Menjelaskan Perbedaan antara wanita dan lelaki di dalam sholat"