Terjemah Bab Pasal Tajwid - Kitab Matan Al-Jazariyah
Kitab Matan Al-Jazariyah (متن الجزرية) merupakan salah satu kitab yang membahas ilmu Tajwid yang terdiri dari 109 bait. kitab ini dikarang oleh Syamsuddin Abul Khair Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin ‘Ali bin Yuusuf Al-Jazariy Ad-Dimasyqi Asy-Syaafi’i. Ibnul Jazariy dilahirkan pada Sabtu malam, setelah shalat tarawih, tanggal 25 Ramadhan 751 H di Damaskus, Syam (sekarang Suriah). bertepatan dengan 30 November 1350 di wilayah yang bernama al Khat al Qashain di Damaskus. Ahli bidang ilmu tajwid ini meninggal atau wafat pada tahun 833 H di Syiraz, saat masa sekarang berada termasuk wilayah Iran. Imam al-Jazari al-Dimasyqi adalah ulama dari negeri Syam yang memiliki kelebihan dalam bidang ilmu tajwid dan ilmu-ilmu al-Qur’an.
Di dalam Matan Kitab Al-Jazariyah membahas beberapa bab Pasal Fasal namun berikut ini terjemah Bab Pasal Ilmu Tajwid Kitab Matan Al-Jazariyah arab berharakat dengan terjemah arti dalam bahasa indonesia:
التجويد - Tajwid
(27) وَالأَخْذُ بِالتَّجْوِيدِ حَتْمٌ لاَزِمُ ۞ مَنْ لَمْ يُجَوْدِ الْقُرَآنَ آثِمُ
Dan
mengamalkan tajwid hukumnya wajib secara mutlak. Siapa saja orang yang
sengaja tidak mengamalkan tajwid saat membaca Al- Quran, maka ia
berdosa.
(28) لأَنَّهُ بِهِ الإِلَهُ أَنْزَلاَ ۞ وَهَكَذَا مِنْهُ إِلَيْنَا وَصَلاَ
Karena
bersama dengan tajwid Allah menurunkan Al-Quran dan cara membacanya.
Serta bersama dengan tajwid pula Al-Quran dan cara membacanya sampai
kepada kita.
(29) وَهُوَ أَيْضاً حِلَْيةُ التِّلاَوَةِ ۞ وَزِينَةُ الأَدَاءِ وَالْقِرَاءَةِ
Dan
tajwid juga merupakan penghias bacaan Al-Quran. Bacaan Al-Quran menjadi
indah karena tajwid, bukan sekedar karena indahnya suara atau langgam.
Baik itu saat tilawah (tadarrus/ wiridan), adaa (talaqqi/ mengambil
bacaan dari guru), ataupun qiraah, yakni membaca secara umum. Artinya,
Al-Quran mesti dihiasi dengan tajwid dalam keadaan apapun.
(30) وَهُوَ إِعطْاءُ الْحُرُوفِ حَقَّهَا ۞ مِنْ صِفَةٍ لَهَا وَمُستَحَقَّهَا
Tajwid adalah memberikan setiap huruf hak, berupa sifat-sifatnya dan juga mustahaknya.
(31) وَرَدُّ كُلِّ وَاحِدٍ لأَصلِهِ ۞ وَاللَّفْظُ فِي نَظِيرِهِ كَمِثْلهِ
Tajwid
juga artinya adalah mengembalikan setiap huruf ke makhraj asalnya.
Yakni tidak mengucapkan huruf hijaiyah sembarangan bukan dari tempat
keluar yang sebenarnya.
Serta konsisten dalam membaca
lafazh-lafazh yang sama hukumnya, tidak membeda-bedakan satu sama
lainnya (dalam sekali baca). Misalnya kita membaca mad wajib dengan 5
(lima) harakat pada satu ayat, maka bila bertemu dengan mad wajib di
ayat yang lain, kita harus membacanya 5 (lima) harakat, dengan hitungan
yang sama. Begitu pula pada hukum-hukum tajwid yang lain.
(32) مُكَمِّلاً مِنْ غَيْرِ مَا تَكَلُفِ ۞ بِاللُطْفِ فِي النُّطْقِ بِلاَ تَعَسُّف
Tajwid
juga bermakna membaca Al-Quran dengan sempurna, baik dari sisi makhraj,
sifat, dan hukum-hukumnya tanpa berlebih-lebihan, seperti orang yang
mengucapkan Hamzah terlalu ditekan sehingga mirip orang yang muntah,
atau mengucapkan mad yang dua harakat menjadi empat hingga enam harakat.
Jadi usaha kita adalah mengerahkan kemampuan sekuat tenaga hingga
tercapai kesempurnaan bacaan, bukan untuk melebihi kapasitas dari apa
yang disyari’atkan. Lalu mengalirkan bacaan dengan pengucapan yang
lembut tanpa serampangan, yakni dengan mudah dan ringan saat
mengucapkannya, namun tetap memenuhi kadar ketentuan yang telah
ditetapkan. Bukan mengucapkannya sembarangan dan asal-asalan semau kita.
(33) وَلَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ تَرْكِهِ ۞ إِلاَّ رِيَاضَةُ امْرِئٍ بِفَكِّه
Dan
tidak ada yang membedakan antara orang yang mengamalkan tajwid dengan
orang yang meninggalkannya, kecuali latihan terus menerus secara
konsisten dengan lisannya. Artinya, seseorang yang mempelajari tajwid
tidak akan mendapatkan apa-apa. Ia tidak akan berbeda dengan orang yang
tidak mempelajari tajwid kecuali bila ia rajin melatih ilmu yang
dipelajarinya dengan konsisten dan diiringi dengan kesabaran.
Posting Komentar untuk "Terjemah Bab Pasal Tajwid - Kitab Matan Al-Jazariyah"