Terjemah Bab Pasal Huruf Lam - Kitab Matan Al-Jazariyah
Kitab Matan Al-Jazariyah (متن الجزرية) merupakan salah satu kitab yang membahas ilmu Tajwid yang terdiri dari 109 bait. kitab ini dikarang oleh Syamsuddin Abul Khair Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin ‘Ali bin Yuusuf Al-Jazariy Ad-Dimasyqi Asy-Syaafi’i. Ibnul Jazariy dilahirkan pada Sabtu malam, setelah shalat tarawih, tanggal 25 Ramadhan 751 H di Damaskus, Syam (sekarang Suriah). bertepatan dengan 30 November 1350 di wilayah yang bernama al Khat al Qashain di Damaskus. Ahli bidang ilmu tajwid ini meninggal atau wafat pada tahun 833 H di Syiraz, saat masa sekarang berada termasuk wilayah Iran. Imam al-Jazari al-Dimasyqi adalah ulama dari negeri Syam yang memiliki kelebihan dalam bidang ilmu tajwid dan ilmu-ilmu al-Qur’an.
Di dalam Matan Kitab Al-Jazariyah membahas beberapa bab Pasal Fasal namun berikut ini terjemah Bab Pasal Huruf Lam Kitab Matan Al-Jazariyah arab berharakat dengan terjemah arti dalam bahasa indonesia:
اللامات - Huruf Lam
(44) … وَفَخِّم اللاَّمَ مِنِ اسْمِ اللَّهِ ۞ عَنْ فَتْحٍ او ضَمٍ كَعَبْدُ اللَّهِ
Dan
tebalkanlah suara huruf Lam pada lafazh “Allaah”, bila sebelum lafazh
tersebut terdapat huruf yang berharakat fathah atau dhammah, seperti
pada kata “’Abdullahi”. Adapun bila sebelumnya berharakat kasrah, maka
huruf Lam dibaca tipis.
(45) … وَحَرْفَ الاِسْتِعْلاَءِ فَخِّمِ وَاخْصُصَا ۞ الاِطْبَاقَ أَقْوَى نَحْوُ قَالَ وَالْعَصَا
Dan
huruf-huruf Isti’la, tebalkanlah suaranya, karena kondisi asal mereka
adalah tebal (tafkhim), lebih khusus lagi adalah huruf-huruf Ithbaq,
maka mereka mesti lebih tebal lagi dan lebih kuat daripada huruf Isti’la
yang bukan Ithbaq, contohnya seperti pada kata “Qaala” (huruf Isti’la
yang bukan Ithbaq) dan “’Ashaa” (huruf Ithbaq).
(46) … وَبَيِّنِ الإِطْبَاقَ مِنْ أَحَطتُ مَعْ ۞ بَسَطتَ وَالخُلْفُ بِنَخْلُقكُّمْ وَقَعْ
Bila
huruf-huruf Ithbaq bertemu dengan huruf-huruf Infitah, maka jelaskanlah
ketebalan sifat Ithbaq-nya, seperti pada kata “Ahath-tu” dan
“Basath-ta”. Adapun pada kata “Nakhlukkum” maka terdapat perbedaan
pendapat dimana sebagian Ulama membawakan riwayat dengan membacanya
“Nakhlukkum” dan sebagian lagi membacanya “Nakhluqkum”.
(47) … وَاحْرِصْ علَىَ السُّكُونِ فِي جَعَلْنَا ۞ أَنْعَمْتَ وَالمَغْضُوبِ مَعْ ضَلَلْنَا
Dan
jaga baik-baik kejelasan huruf dan kesempurnaan sifat-sifatnya saat
sukun, seperti pada kata “Ja’alnaa”, “An’amta”, “Al-Maghdhuub”, dan
“Dhalalnaa”.
(48) … وَخَلِّصِ انْفِتَاحَ مَحْذُوراً عَسَى ۞ خَوْفَ اشْتِبَاهِهِ بِمَحْظُوراً عَصَى
Lalu
sempurnakanlah kejelasan sifat Infitah pada kata “Mahdzuuran” dan
“‘Asaa”, khawatirnya akan menyerupai kata “Mahzhuuran” dan “‘Ashaa”.
Maknanya, perjelas perbedaan antara huruf Dzal dengan Zha dan huruf Sin
dengan Sha, juga huruf- huruf lain yang mirip agar maksud dan kandungan
Al-Quran tidak berubah.
(49) … وَرَاعِ شِدَّةً بِكَافٍ وَبَتَا ۞ كَشِرْكِكُمْ وَتَتَوَفَّى فِتْنَتَا
Dan
peliharalah baik-baik sifat Syiddah yang terdapat pada huruf Kaf dan
Ta. Jangan sampai Hams pada keduanya terlalu mendominasi sehingga
menghilangkan sifat Syiddah pada keduanya. Sebagaimana dalam kalimat
“Syirkikum”, jangan dibaca “Syirkhikhum”, “Tatawaffa” jangan dibaca
“Cacawaffa”, dan “Fitnata” jangan dibaca “Ficnaca”.
(50) … وَأَوَّلَىْ مِثْلٍ وَجِنْسٍ إنْ سَكَنْ ۞ أَدْغِمْ كَقُل رَّبِّ وَبَلَ لاَ وَأَبِنْ
Dan
apabila ada dua huruf yang sama, atau sama makhrajnya namun beda
sifatnya bertemu, dimana huruf yang pertama berada pada posisi sukun dan
yang kedua berharakat, maka idgham-kanlah, yakni huruf pertama melebur
kepada huruf yang kedua, seperti pada kata “Qul-Rabbi” yang dibaca
“Qurrabbi” dan “Bal-la” yang dibaca “Balla”. Namun, izh-har-kanlah,
maksudnya perjelas bunyi dari kedua huruf tersebut…
(51) … فِي يَوْمِ مَعْ قَالُوا وَهُمْ وَقُلْ نَعَمْ ۞ سَبِّحْهُ لاَ تُزِغْ قُلُوبَ فَالْتَقَمْ
Bila
huruf yang pertamanya adalah huruf Mad, seperti pada kata “Fii Yaum”
tidak dibaca “Fiy Yaum”, juga kata “Qaalu Wahum” tidak dibaca “Qaaluw
Wahum”. Begitu pun bila terjadi pertemuan antara huruf Lam dalam sebuah
fi’il (kata kerja) dengan kata yang awal hurufnya berdekatan makhrajnya
seperti pada kata “Qul Na’am” tidak dibaca “Qun Na’am”.
Perjelas
juga suara kedua huruf yang berdekatan makhrajnya bila bertemu, seperti
huruf Ha dan Ha pada kata “Sabih-hu” tidak dibaca “Sabbihhu”. Juga huruf
Ghain dan Qaf seperti pada kata “Laa tuzigh quluuba” tidak dibaca “Laa
tuziq quluuba”. Begitu pula bila huruf Lam yang terdapat pada kata kerja
salam satu kata, mesti dibaca jelas, seperti pada kata “Iltaqam” tidak
dibaca “Ittaqam
Posting Komentar untuk "Terjemah Bab Pasal Huruf Lam - Kitab Matan Al-Jazariyah"