Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Sunah Sunahnya Mandi

Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Bab Sunah Sunah Mandi
Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Sunah Sunah Mandi


Syarah Kitab Al-Ghayah wa At-Taqrib Matan Abu Syuja telah diberikan penjelasan (syarah) oleh para ulama, salah satunya adalah kitab Fathul Qarib al-Mujib atau al-Qaulul Mukhtar fi Syarah Ghayah al-Ikhtishar karya Syaikh Muhammad bin Qasim al-Ghazziy (918 H / 1512 M). Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Qasim bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazi al-Qahiri as-Syafi'i. Beliau lebih dikenal dengan "Ibn al-Gharabili". Beliau lahir di bulan Rajab 859 H/1455 M di Gaza, Palestina dan di kota inilah beliau memulai kehidupan. Tepatnya pada hari Rabu, 6 Muharram 918 H/1512 M beliau wafat.

Dalam kitab fathul qorib al-mujib ini dibahas tentang fiqih Mazhab Imam Syafi'i terdiri dari muqaddimah dan pembahasan ilmu fiqih yang secara garis besar terdiri atas empat bagian, yaitu tentang cara pelaksanaan ibadah, muamalat, masalah nikah, dan kajian hukum Islam yang berbicara tentang kriminalitas atau jinayat

berikut Terjemah Bab Sunah Sunahnya Mandi Kitab Fathul Qorib teks arab berharakat disertai translate arti bahasa indonesia

BAB KESUNAHAN-KESUNAHAN MANDI

(وَسُنَنُهُ) أَيِ الْغُسْلِ (خَمْسَةُ أَشْيَاءَ.

Kesunahan-kesunahan mandi ada lima perkara.

التَّسْمِيَّةُ وَالْوُضُوْءُ) كَامِلًا (قَبْلَهُ).

Yaitu membaca basmalah. Dan melakukan wudlu’ secara sempurna sebelum melaksanakan mandi.

وَيَنْوِيْ بِهِ الْمُغْتَسِلُ سُنَّةَ الْغُسْلِ إِنْ تَجَرَّدَتْ جِنَابَتُهُ عَنِ الْحَدَثِ الْأَصْغَرِ وَإِلَّا نَوَى بِهِ الْأَصْغَرَ.

Orang yang melakukan mandi, maka dia melaksanakan wudlu’ dengan niat “sunnah mandi”, jika jinabahnya tidak disertai hadats kecil. Jika tidak, maka dia niat menghilangkan hadats kecil.

(وَإِمْرَارُ الْيَدِّ عَلَى) مَا وَصَلَتْ إِلَيْهِ مِنَ (الْجَسَدِ) وَيُعَبَّرُ عَنْ هَذَا الْإِمْرَارِ بِالدَّلْكِ.

Dan menjalankan tangan ke bagian badan yang bisa dijangkau oleh tangannya. Hal ini diungkapkan dengan bahasa “dalku (menggosok badan)”.

(وَالْمُوَالَّاةُ) وَسَبَقَ مَعْنَاهَا فِي الْوُضُوْءِ.

Dan muwallah (terus menerus). Makna muwallah telah dijelaskan di bab “wudlu’”.

(وَتَقْدِيْمُ الْيُمْنَى) مِنْ شِقَّيْهِ (عَلَى الْيُسْرَى).

Dan mendahulukan bagian badan sebelah kanan sebelum membasuh bagian badan sebelah kiri.

وَبَقِيَ مِنْ سُنَنِ الْغُسْلِ أُمُوْرٌ مَذْكُوْرَةٌ فِي الْمَبْسُوْطَاتِ مِنْهَا التَّثْلِيْثُ وَتَخْلِيْلُ الشَّعْرِ.

Dari kesunahan-kesunahan mandi, masih ada beberapa perkara yang disebutkan di dalam kitab-kitab yang luas keterangannya. Di antaranya adalah mengulangi basuhan sebanyak tiga kali dan menyelah-nyelahi rambut.

Posting Komentar untuk "Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Sunah Sunahnya Mandi"